Hubungan Planologi dengan Geologi
Pengertian Planologi
Teknik Planologi atau PWK adalah ilmu yang
mempelajari perencanaan suatu kota atau wilayah-wilayah. Dalam bahasa yang
lebih sederhana, Teknik Planologi atau Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK)
adalah ilmu tata kota.
Pengertian
Geologi
Secara
Etimologis Geologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Geo yang artinya bumi dan
Logos yang artinya ilmu, Jadi Geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi. Secara
umum Geologi adalah ilmu yang mempelajari planet Bumi, termasuk Komposisi,
keterbentukan, dan sejarahnya. Karena Bumi tersusun oleh batuan, pengetahuan
mengenai komposisi, pembentukan, dan sejarahnya merupakan hal utama dalam
memahami sejarah bumi. Dengan kata lain batuan merupakan objek utama yang
dipelajari dalam geologi.
Keterkaitan Planologi dan Geologi
Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa
Planologi adalah ilmu penataan kota dan Geologi adalah ilmu yang mempelajari
struktur bumi, khususnya tanah dan batuan. Dalam ilmu perencanaan dan penataan
kota, objek kajian dalam Planologi lebih ke struktur dan fungsi suatu wilayah /
kota yang tujuan pengkajiannya adalah untuk memanfaatkan / mengolah SDA yang
terdapat di kawasan yang direncanakan dengan optimal demi kemakmuran dan
kesejahteraan hidup manusia.
Dalam pengkajian struktur dan fungsi wilayah, jelas bahwa pengetahuan dalam
menganalisis suatu wilayah yang akan direncanakan sangatlah diperlukan sebagai
referensi maupun sebagai acuan. Pengetahuan yang dibutuhkan ini berbentuk data yang
diinterpretasikan dengan sebuah media yang biasanya disebut sebagai peta. Peta
ini diproduksi oleh berbagai cabang ilmu yang memiliki spesifikasi kemampuan
pengukuran, pemetaan ( citra visual ) dan analisis wilayah. Dan salah satu
cabang ilmu yang memproduksi peta yang digunakan sebagai acuan dalam melakukan
perencanaan dan penataan adalah ilmu Geologi.
Keterkaitan antara Planologi dan Geologi adalah pada aspek peta. Peta dalam
ilmu Planologi dibutuhukan sebagai acuan dalam melakukan studi atau analisis
dengan tidak langsung survey ke lapangan. Contoh kasusnya adalah ketika
menganalisis penentuan suatu kawasan apakah lindung atau budidaya, maka
dibutuhkan seperangkat peta dalam menganalisisnya. Peta – Peta yang dibutuhkan
antara lain :
1.
Peta Ketinggian Tanah
2. Peta Kemiringan Lereng
3. Peta Rawan Bencana Alam
4. Peta Peka Erosi
5. Peta Curah Hujan
6. Peta Siklus Hidrologi
7. Peta Jenis Tanah
8. Peta Batuan
Pengertian Peta
Peta adalah
gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu
sistem proyeksi. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai
dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar
komputer. Istilah peta berasal dari bahasa Yunani mappa yang berarti
taplak atau kain penutup meja. Namun secara umum pengertian peta adalah
lembaran seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil
dengan menggunakan skala tertentu.Sebuah peta adalah representasi dua
dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta
disebut kartografi. Banyak peta
mempunyai skala, yang menentukan seberapa besar objek pada peta dalam keadaan yang
sebenarnya. Kumpulan dari beberapa peta disebut atlas.
Peta Ketinggian Tanah
Peta ketinggian tanah adalah peta
yang menginterpretasikan ketebalan tanah.
Peta Kemiringan Lereng
Peta ini
merupakan peta turunan dari peta kontur, sehingga apabila data garis kontur
salah, amak kemiringan lereng suatu daerah tidak sesuai dengan kondisi wilayah
sebenarnya.
Peta Rawan
Bencana Alam
Peta ini berisi
mengenai penjelasan zona wilayah yang menjadi titik rawan bencana alam pada
suatu kawasan
Peta Peka Erosi
Peta ini menjelaskan tentang zona
wilayah mana saja yang tanahnya mudah terkena erosi pada suatu kawasan
Peta Curah Hujan
Merupakan peta
yang menggambarkan tingkat curah hujan suatu wilayah. Satuan tingkat curah
hujan yang dipakai adalah mm/tahun. data curah hujan dapat diperoleh dari BMKG,
Dinas Pengairan, Dinas LIngkungan Hidup, dinas Pertanian dan lainnya. Pembuatan
peta curah hujan dibuat dari rerata nilai curah hujan tahunan. Data hujan yang
dipakai harus data time series dalam beberapa tahun. Metode delineasi curah
hujan bisa dilakukan dengan metode Poligon Thiessen atau isohyet.
Peta Hidrologi
Peta ini berisi
tentang: jaringan sungai, danau, imbuhan air tanah, mata air (air permukaan)
dan cekungan air tanah, akuifer (air tanah). Data hidrologi dapat diperoleh
dari dinas/ Kementrian Lingkungan Hidup, Dinas PU Sumber Daya Air
Peta Jenis Tanah
merupakan peta
yang berisi tentang informasi tentang tanah. Peta jenis tanah dapat dilihat
pula dari data geologi, karena jenis batuan induk tertentu akan menghasilkan
jenis tanah tertentu pula. walaupun peta geologi tidka bisa diidentikkan degan
peta jenis tanah. pemeriksaan peta jenis tanah diperiksa berdasarkan kewajaran
atribut peta jenis tanah dan sumber data yang dipakai oleh Provinsi,
Kabupaten/Kota
Peta Batuan
Peta ini
menjelaskan mengenai struktur dan jenis batuan seperti apa yang terdapat di
dalam tanah yang dibagi ke dalam beberapa zona klasifikasi.
Tujuh Konsep Dasar Geologi Lingkungan
Ilmu perencanaan wilayah dan kota merupakan ilmu yang mempelajari tentang
cara merencana suatu wilayah dan kota. Dalam merencanakan suatu kota banyak
sekali berbagai aspek yang perlu diperhatikan oleh seorang perencana antara
lain kondisi perekonomian, sosial serta kependudukan dari suatu wilayah
sehingga didalam belajar tentang ilmu perencanaan wilayah dan kota, banyak
sekali ditemukan berbagai konsep ilmu yang tidak hanya mengulas tentang proses
perencanaan saja, melainkan konsep ilmu yang lain seperti: ilmu ekonomi, ilmu
komunikasi, dan salah satu yang paling penting ialah geologi lingkungan. Dengan
adanya berbagai konsep ilmu-ilmu tersebut maka diharapkan dapat memaksimalkan
ilmu perencanaan sesuai dengan tujuan, target dan dapat memdatangkan manfaat
yang lebih besar bagi masyarakat pada umumnya.
Geologi lingkungan merupakan
pengetahuan alam yang mempelajari bumi meliputi bagian komposisi,
keterbentukan, dan sejarahnya. Pemahaman mengenai geologi lingkungan sebagai
salah satu aspek perencanaan memiliki peranaan yang penting dalam kegiatan
perencanaan wilayah dan kota. Hal ini disebabkan karena adanya keterkaitannya
dengan geologi lingkungan. Cabang ilmu alam dan geologi lingkungan itu dapat
dikategorikan lagi ke dalam 3 kategori, yaitu: Fisika yaitu geografi fisik,
proses hidrologi, tipe batuan dan tanah, klimatologi, Biologi meliputi
aktivitas hewan dan tanaman, perubahan dalam proses dan kondisi biologi,
informasi biologi tentang analisis ruang, serta sumber daya manusia seperti
penggunaan tanah, ekonomi, estetika, interaksi antara aktivitas dan bidang
fisika biologi. Ada interaksi atau hubungan di antara ketiga cabang ilmu alam
tersebut pada pembangunan suatu infrastruktur. Pada pembangunan jalan layang,
transportasi umum, perencanaan tataguna lahan mungkin membutuhkan ketiga
kategori tersebut. Misalnya, dari perencanaan, pembangunan dan pengoperasian
sanitasi di suatu wilayah akan berhubungan dengan faktor–faktor fisik, seperti
faktor lokasi, topografi, tipe tanah, kondisi hidrologi, dan lain sebagainya.
Geologi lingkungan juga dapat
dijadikan pedoman dalam memberikan informasi geologi untuk menyelesaikan
konflik, serta memperkecil kemungkinan degradasi lingkungan, dan
memaksimalkan kemungkinan kondisi yang menguntungkan sebagai akibat dari
pengunaan alam dan perubahan lingkungan.
Ada tujuh konsep yang menjadi
dasar ilmu geologi lingkungan, yaitu:
- Pada dasarnya bumi
merupakan suatu sistem tertutup.
- Bumi adalah satu-satunya
tempat kehidupan manusia, namun sumber daya alamnya terbatas.
- Proses-proses alam yang
terjadi sekarang mengubah bentang alam yang telah tersusun selama periode
geologi, baik secara alamiah maupun buatan.
- Selalu ada proses alam
yang membahayakan dan mengancam kehidupan manusia.
- Perencanaan tata guna
lahan dan penggunaan air harus diusahakan untuk mendapatkan keseimbangan
antara pertimbangan ekonomi dengan penilaian estetika.
- Efek dari penggunaan
tanah sifatnya kumulatif, oleh karena itu kita mempunyai kewajiban untuk
menerima dan menanggungnya.
- Komponen dasar dari
setiap lingkungan manusia adalah faktor geologi, dan pemahaman terhadap
lingkungannya membutuhkan wawasan dan penafsiran yang luas terhadap ilmu
bumi dan ilmu lain yang berkaitan.
Tujuh konsep dasar terhadap
pemahaman dan studi geologi lingkungan yakni :
1) Konsep Pertama
Pada dasarnya bumi merupakan
suatu sistem tertutup.
Suatu sistem merupakan suatu
kesatuan yang terdiri dari beberapa bagian atau komponen sehingga membentuk
suatu kelompok besar yang menjalankan suatu fungsi tertentu. Contohnya adalah
sistem yang meliputi planet, vulkanik atau daur air.
Sebagian besar sistem saling
berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Contohnya adalah bumi, bumi
merupakan sistem yang terdiri dari 4 komponen yaitu atmosfer, hidrosfer,
biosfer, dan litosfer. Komponen-komponen tersebut saling berpengaruh dan
membentuk permukaan bumi ini. Setiap perubahan yang terjadi pada suatu bagian
akan berimbas pula pada bagian yang lain. Kecenderungan tersebut merupakan
prinsip suatu kesatuan lingkungan.
Contohnya, apabila terjadi
letusan gunung berapi, maka juga dapat mempengaruhi atmosfer, yaitu karena
keluarnya gas vulkanik, dan selain itu juga akan berpengaruh pada komponen
hidrosfer karena akan terjadi hujan pada daerah sekitarnya. Perubahan pada
komponen biosfer dapat merubah kondisi lingkungan juga, dan kadang kondisi yang
curam di daerah lereng dapat menyebabkan erosi atau tanah longsor.
Hubungan-hubungan antar komponen bukanlah sesuatu yang acak, namun dapat
dipelajari dengan mengidentifikasi setiap bagian, yaitu dengan mengetahui
bagaimanakah komponen tersebut dapat mempengaruhi komponen yang lain serta
pengaruhnya terhadap daerah sekitar. Contohnya adalah hidrosfer, daur atau
siklus air laut yang merupakan pengaruh dari cahaya matahari sehingga terjadi
evaporasi. Hal tersebut dapat mempengaruhi kadar air atau kelembaban atmosfer.
Kita sama-sama mengetahui
bahwa bumi tidak statis tetapi lebih bersifat dinamis. Berkembangnya sistem
yang membuat perubahan material dan energi. Terjadi perpindahan energi dari
matahari ke bumi yang mempengaruhi proses-proses dalam kehidupan di bumi,
selama matahari memancarkan energinya ke bumi. Hal ini menunjukkan bahwa bumi
merupakan suatu sistem terbuka karena menerima energi dari luar bumi itu
sendiri.
Namun, jika melihat daur
alamiah yang terjadi di bumi itu sendiri, misalnya daur air dan batuan maka
kita dapat berpikir bahwa bumi adalah suatu sistem tertutup karena adanya daur
yang kontinu dari material-material yang ada di bumi itu. Misalnya, air laut
akan mengalami daur/siklus hidrologi dimana air laut tersebut akan berubah
menjadi uap air yang kemudian menjadi awan, dan kemudian turun kembali ke bumi
sebagai hujan dan pada akhirnya mengalir lagi ke laut. Atau siklus batuan
dimana batuan / sedimen pada akhirnya juga akan menjadi padat.
Oleh karena itu, meskipun
nampaknya bumi ini merupakan suatu sistem terbuka terkait hubungannya dengan
energi dan material, tetapi pada dasarnya bumi adalah suatu sistem
tertutup dalam hubungannya dengan siklus atau daur alami.
Semakin banyaknya kebutuhan,
menyebabkan terbatasnya jumlah sumber daya yang ada. Hal ini akan terus menerus
bertambah karena adanya proses untuk tetap menjaga siklus atau daur alami.
Misalnya, jika kita ingin menjaga sumber daya air di suatu daerah, kita harus
mengetahui proses alami yang mengalirkan air bawah tanah dan juga air
permukaan. Atau jika kita ingin berkonsentrasi pada bahaya dari pembuangan
limbah kimia, maka kita harus mengetahui bagaimana hubungan antara prosedur
pembuangan limbah dengan daur alami untuk memastikan bahwa tidak akan ada
kontaminasi sehingga menjadi bahan kimia yang berbahaya. Oleh karena itu,
sangatlah penting untuk menjaga daur atau siklus alami dan kelangsungan setiap
bagian dari siklus tersebut.
2) Konsep Kedua
“The earth is the only
suitable habitat we have and it resources are limited”
Bumi adalah satu-satunya
tempat kehidupan manusia, tetapi sumber daya alamnya terbatas.
Bumi yang kita tempati ini
merupakan satu-satunya tempat yang cocok untuk kehidupan manusia dan makhluk
hidup lainnya karena bumi didukung oleh kondisi yang memungkinkan untuk
berlangsungnya kehidupan yaitu adanya air, udara (dalam hal ini adalah
oksigen), suhu yang sesuai yang memungkinkan terjadinya kehidupan, adanya
lapisan atmosfer yang komposisinya dapat mendukung adanya kehidupan, dan
faktor-faktor lain serta segala sumber daya yang tidak dimiliki oleh planet
ataupun tempat manapun di alam semesta ini.
Namun sayangnya, sumber daya
yang ada di bumi ini baik yang dapat diperbarui maupun yang tidak dapat
diperbarui jumlahnya terbatas jika dibandingkan dengan jumlah kebutuhan manusia
yang semakin hari semakin bertambah. Dewasa ini, semakin banyak saja
pihak-pihak yang melakukan pengekspolitasian sumber daya alam tanpa
memperhatikan upaya pelestariannya. Hal ini adalah suatu hal yang sangat
berbahaya karena dapat menjadi bumerang bagi manusia dan kehidupannya. Oleh
karena itu, manusia sebagai makhluk yang dikaruniai akal harus dapat menjaga
dan melestarikan sumber daya yang ada demi kelangsungan hidup dan kelangsungan
bumi di masa mendatang.
3) Konsep Ketiga
“Todays physical processes are
modifying our landscape and have operated troughtout much of geologi time.
However the magnitudeand frequency of these processes are subject to natural
and artificially induved change”
Proses-proses alam yang
terjadi sekarang mengubah bentang alam yang telah tersusun selama periode
geologi, baik secara alamiah maupun buatan.
Proses-proses alam pada saat
ini dapat dijadikan acuan atau rujukan untuk mengetahui proses alam yang telah
terjadi pada masa lampau, dan dapat dijadikan prediksi untuk proses alam yang
akan terjadi di masa mendatang. Konsep tersebut adalah konsep dasar dari ‘Teori
Keseragaman’ yang pertama kali dicetuskan oleh James Hudson pada tahun 1985 dan
dinyatakan kembali oleh Charles Lyell pada awal abad ke-19 yang secara
sederhana dapat dinyatakan sebagai ‘The present is the key to past’.
Proses-proses perubahan yang
dapat mengubah bentang alam ini dapat terjadi secara alamiah ataupun karena
perbuatan manusia. Proses yang terjadi secara alamiah ini contohnya suatu
lembah sungai karena terkena erosi secara terus-menerus dan berkesinambungan
dapat berubah atau terangkat menjadi suatu puncak pegunungan. Atau suatu contoh
nyata yaitu peristiwa terpecahnya lempeng benua yang sebelumnya merupakan suatu
kesatuan daratan menjadi beberapa benua dan pulau-pulau yang ada di bumi pada
saat ini, serta adanya fakta bahwa masing-masing lempeng tersebut mengalami
pergerakan secara perlahan-lahan. Fenomena seperti ini dapat menjadi sukar
dipastikan dengan teliti bila hal itu bukan prinsip kesergaman.
Selain dari proses alamiah,
proses perubahan tersebut juga dapat berasal dari faktor aktivitas manusia.
Namun, besarnya dampak yang ditimbulkan juga tergantung pada aktivitas itu
sendiri. Pada dasarnya, efek dari aktivitas yang dilakukan oleh manusia itu
dapat dikatakan kecil dalam skala global, tetapi dalam skala lokal efek
tersebut akan sangat terasa.
4) Konsep Keempat
“There have always been earth
processes that are hazardous to people. These natural hazards must be
recognized and avoided where possible and their theart to human life and
property must be minimized”
Selalu ada proses alam yang
membahayakan dan mengancam kehidupan manusia.
Di bumi ini terkadang terjadi
proses yang dapat membahayakan kehidupan manusia. Proses tersebut terjadi
karena aktivitas alamiah bumi itu sendiri. Proses tersebut ada 2 macam, yaitu :
- Proses eksogen : jika
proses itu terjadi di permukaan bumi. Contohnya : erosi, banjir, cuaca,
krisis air, dll.
- Proses endogen : jika
proses itu terjadi di dalam kerak bumi. Contohnya : aktivitas gunung
berapi, gempa bumi, pergeseran lempeng, dll.
Proses-proses tersebut pada
umumnya merugikan bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, kita harus dapat
memprediksi untuk meminimalkan ancaman yang ditimbulkan dari proses alam
tersebut.
5) Konsep Kelima
“Land and water use planning
must strive to obtain in balance between economic considerations and the less
tangible variable such as aesthetics”
Perencanaan tata guna lahan
dan penggunaan air harus diusahakan agar mendapatkan keseimbangan antara
pertimbangan ekonomi dan penilaian estetika.
Saat ini, pemandangan alam
dapat dianggap sebagai sumber daya alam karena saat ini keindahan mempunyai
nilai yang tinggi dalam kehidupan manusia disamping nilai-nilai vital lainnya.
Pertimbangan faktor abstrak seperti estetika dewasa ini menjadi lazim, seperti
halnya untung rugi. Namun, masih banyak proyek-proyek yang hanya didasarkan
pada pertimbangan keuntungan, tanpa memperhatikan aspek lingkungan. Pada
kenyataannya memang sulit untuk menyelaraskan antara pertimbangan ekonomi
dengan penilaian estetika. Salah satu cara menyelaraskan pertimbangan ekonomi
dengan penilaian estetika adalah dengan memperhatikan tahap-tahap berikut :
- Mengatur skala tingkat
ekonomi dengan menyamakan skala tingkat evolusi estetika
- Mengembangkan metode
kuantitatif, tentang analisis data yang diperoleh
- Mengembangkan teknik
pemetaan dan mengembangkan sumbar daya alam yang berestetika tersebut.
6) Konsep Keenam
“The effects of land use tend
to be cumulative, and therefore we have an obligation to those who follow”
Efek dari penggunaan tanah
sifatnya kumulatif, oleh karena itu kita mempunyai kewajiban untuk menerima dan
menanggungnya
Pada zaman dahulu, manusia
hidup berpindah-pindah. Mereka hidup bergantung kepada alam dengan mengumpulkan
bahan makanan dari tumbuhan dan berburu hewan. Kemudian, seiring dengan
bertambahnya populasi dan kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat tinggal,
mereka mulai membuka daerah baru dan pada akhirnya mereka mengembangkan
pertanian di daerah tersebut. Hal ini diikuti budaya bertempat tinggal secara
menetap/ permanan. Hal ini merupakan contoh awal dari sebuah penggunaan lahan
buatan yang mampu memodifikasi lingkungan alami.
Ini merupakan awal dari
timbulnya masalah-masalah pembuangan limbah, polusi, erosi karena pembukaan
lahan, dsb. Point yang terpenting dari seluruh proses pembangunan umat manusia
adalah peningkatan permintaan pengolongan penggunaan tanah yang cenderung
menjadi kumulatif seiring dengan waktu.
7) Konsep Ketujuh
“The fundamental component of
every persons environment is the geologic factor, and understanding of this
environment requires aboard based comprehension and appreciation of the earth
siences and other related disciplines”
Komponen dasar dari setiap
lingkungan manusia adalah faktor geologi, dan pemahaman terhadap lingkungannya
membutuhkan wawasan dan penafsiran yang luas terhadap ilmu bumi dan ilmu lain
yang berkaitan.
Lingkungan yang kita tempati
ini berkaitan erat dengan ilmu geologi. Secara langsung ataupun tidak langsung,
sadar atau tidak sadar, kehidupan kita dipengaruhi oleh proses-proses geologi.
Untuk memahami tentang lingkungan kita yang kompleks ini diperlukan bantuan dari
disiplin ilmu yang lain, seperti :
- Geomorfologi, adalah ilmu
yang mempelajari tentang bentang alam dan proses pembentukan permukaan
bumi.
- Petrologi, adalah ilmu
yang mempelajari tentang batuan dan mineral.
- Sedimentologi, adalah
ilmu yang mempelajari tentang lingkungan sedimen.
- Tektonik, adalah studi
yang mempelajari proses terjadinya cekungan laut, gunung dan kenampakan
struktur alam lainya.
- Hidrologi, adalah studi
yang mempelajari tentang permukaan dan subpermukaan air.
- Pedologi, adalah studi
yang mempelajari tentang tanah.
- Geologi ekonomi, adalah
aplikasi tentang penempatan dan pegujian tentang bahan mineral.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar