Selasa, 22 Maret 2016

hubungan perencanaan wilayah dengan geologi


 Hubungan Planologi dengan Geologi 
Pengertian Planologi
Teknik Planologi atau PWK adalah ilmu yang mempelajari perencanaan suatu kota atau wilayah-wilayah. Dalam bahasa yang lebih sederhana, Teknik Planologi atau Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) adalah ilmu tata kota.
Pengertian Geologi
Secara Etimologis Geologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Geo yang artinya bumi dan Logos yang artinya ilmu, Jadi Geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi. Secara umum Geologi adalah ilmu yang mempelajari planet Bumi, termasuk Komposisi, keterbentukan, dan sejarahnya. Karena Bumi tersusun oleh batuan, pengetahuan mengenai komposisi, pembentukan, dan sejarahnya merupakan hal utama dalam memahami sejarah bumi. Dengan kata lain batuan merupakan objek utama yang dipelajari dalam geologi.
Keterkaitan Planologi dan Geologi
            Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa Planologi adalah ilmu penataan kota dan Geologi adalah ilmu yang mempelajari struktur bumi, khususnya tanah dan batuan.  Dalam ilmu perencanaan dan penataan kota, objek kajian dalam Planologi lebih ke struktur dan fungsi suatu wilayah / kota yang tujuan pengkajiannya adalah untuk memanfaatkan / mengolah SDA yang terdapat di kawasan yang direncanakan dengan optimal demi kemakmuran dan kesejahteraan hidup manusia.
            Dalam pengkajian struktur dan fungsi wilayah, jelas bahwa pengetahuan dalam menganalisis suatu wilayah yang akan direncanakan sangatlah diperlukan sebagai referensi maupun sebagai acuan. Pengetahuan yang dibutuhkan ini berbentuk data yang diinterpretasikan dengan sebuah media yang biasanya disebut sebagai peta. Peta ini diproduksi oleh berbagai cabang ilmu yang memiliki spesifikasi kemampuan pengukuran, pemetaan ( citra visual ) dan analisis wilayah. Dan salah satu cabang ilmu yang memproduksi peta yang digunakan sebagai acuan dalam melakukan perencanaan dan penataan adalah ilmu Geologi.
            Keterkaitan antara Planologi dan Geologi adalah pada aspek peta. Peta dalam ilmu Planologi dibutuhukan sebagai acuan dalam melakukan studi atau analisis dengan tidak langsung survey ke lapangan. Contoh kasusnya adalah ketika menganalisis penentuan suatu kawasan apakah lindung atau budidaya, maka dibutuhkan seperangkat peta dalam menganalisisnya. Peta – Peta yang dibutuhkan antara lain :
1.     Peta Ketinggian Tanah
2.     Peta Kemiringan Lereng
3.     Peta Rawan Bencana Alam
4.     Peta Peka Erosi
5.     Peta Curah Hujan
6.     Peta Siklus Hidrologi
7.     Peta Jenis Tanah
8.     Peta Batuan
Pengertian Peta
Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer. Istilah peta berasal dari bahasa Yunani mappa yang berarti taplak atau kain penutup meja. Namun secara umum pengertian peta adalah lembaran seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu.Sebuah peta adalah representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut kartografi. Banyak peta mempunyai skala, yang menentukan seberapa besar objek pada peta dalam keadaan yang sebenarnya. Kumpulan dari beberapa peta disebut atlas.
Peta Ketinggian Tanah
Peta ketinggian tanah adalah peta yang menginterpretasikan ketebalan tanah.
Peta Kemiringan Lereng
Peta ini merupakan peta turunan dari peta kontur, sehingga apabila data garis kontur salah, amak kemiringan lereng suatu daerah tidak sesuai dengan kondisi wilayah sebenarnya.
Peta Rawan Bencana Alam
Peta ini berisi mengenai penjelasan zona wilayah yang menjadi titik rawan bencana alam pada suatu kawasan
Peta Peka Erosi
Peta ini menjelaskan tentang zona wilayah mana saja yang tanahnya mudah terkena erosi pada suatu kawasan
Peta Curah Hujan
Merupakan peta yang menggambarkan tingkat curah hujan suatu wilayah. Satuan tingkat curah hujan yang dipakai adalah mm/tahun. data curah hujan dapat diperoleh dari BMKG, Dinas Pengairan, Dinas LIngkungan Hidup, dinas Pertanian dan lainnya. Pembuatan peta curah hujan dibuat dari rerata nilai curah hujan tahunan. Data hujan yang dipakai harus data time series dalam beberapa tahun. Metode delineasi curah hujan bisa dilakukan dengan metode Poligon Thiessen atau isohyet.
Peta Hidrologi
Peta ini berisi tentang: jaringan sungai, danau, imbuhan air tanah, mata air (air permukaan) dan cekungan air tanah, akuifer (air tanah). Data hidrologi dapat diperoleh dari dinas/ Kementrian Lingkungan Hidup, Dinas PU Sumber Daya Air
Peta Jenis Tanah
merupakan peta yang berisi tentang informasi tentang tanah. Peta jenis tanah dapat dilihat pula dari data geologi, karena jenis batuan induk tertentu akan menghasilkan jenis tanah tertentu pula. walaupun peta geologi tidka bisa diidentikkan degan peta jenis tanah. pemeriksaan peta jenis tanah diperiksa berdasarkan kewajaran atribut peta jenis tanah dan sumber data yang dipakai oleh Provinsi, Kabupaten/Kota
Peta Batuan
Peta ini menjelaskan mengenai struktur dan jenis batuan seperti apa yang terdapat di dalam tanah yang dibagi ke dalam beberapa zona klasifikasi.

Tujuh Konsep Dasar Geologi Lingkungan
                            Ilmu perencanaan wilayah dan kota merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara merencana suatu wilayah dan kota. Dalam merencanakan suatu kota banyak sekali berbagai aspek yang perlu diperhatikan oleh seorang perencana antara lain kondisi perekonomian, sosial serta kependudukan dari suatu wilayah sehingga didalam belajar tentang ilmu perencanaan wilayah dan kota, banyak sekali ditemukan berbagai konsep ilmu yang tidak hanya mengulas tentang proses perencanaan saja, melainkan konsep ilmu yang lain seperti: ilmu ekonomi, ilmu komunikasi, dan salah satu yang paling penting ialah geologi lingkungan. Dengan adanya berbagai konsep ilmu-ilmu tersebut maka diharapkan dapat memaksimalkan ilmu perencanaan sesuai dengan tujuan, target dan dapat memdatangkan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat pada umumnya.
Geologi lingkungan merupakan pengetahuan alam yang mempelajari bumi meliputi bagian komposisi, keterbentukan, dan sejarahnya. Pemahaman mengenai geologi lingkungan sebagai salah satu aspek perencanaan memiliki peranaan yang penting dalam kegiatan perencanaan wilayah dan kota. Hal ini disebabkan karena adanya keterkaitannya dengan geologi lingkungan. Cabang ilmu alam dan geologi lingkungan itu dapat dikategorikan lagi ke dalam 3 kategori, yaitu: Fisika yaitu geografi fisik, proses hidrologi, tipe batuan dan tanah, klimatologi, Biologi meliputi aktivitas hewan dan tanaman, perubahan dalam proses dan kondisi biologi, informasi biologi tentang analisis ruang, serta sumber daya manusia seperti penggunaan tanah, ekonomi, estetika, interaksi antara aktivitas dan bidang fisika biologi. Ada interaksi atau hubungan di antara ketiga cabang ilmu alam tersebut pada pembangunan suatu infrastruktur. Pada pembangunan jalan layang, transportasi umum, perencanaan tataguna lahan mungkin membutuhkan ketiga kategori tersebut. Misalnya, dari perencanaan, pembangunan dan pengoperasian sanitasi di suatu wilayah akan berhubungan dengan faktor–faktor fisik, seperti faktor lokasi, topografi, tipe tanah, kondisi hidrologi, dan lain sebagainya.
Geologi lingkungan juga dapat dijadikan pedoman dalam memberikan informasi geologi untuk menyelesaikan konflik,  serta memperkecil kemungkinan degradasi lingkungan, dan memaksimalkan kemungkinan kondisi yang menguntungkan sebagai akibat dari pengunaan alam dan perubahan lingkungan.
Ada tujuh konsep yang menjadi dasar ilmu geologi lingkungan, yaitu:
  1. Pada dasarnya bumi merupakan suatu sistem tertutup.
  2. Bumi adalah satu-satunya tempat kehidupan manusia, namun sumber daya alamnya terbatas.
  3. Proses-proses alam yang terjadi sekarang mengubah bentang alam yang telah tersusun selama periode geologi, baik secara alamiah maupun buatan.
  4. Selalu ada proses alam yang membahayakan dan mengancam kehidupan manusia.
  5. Perencanaan tata guna lahan dan penggunaan air harus diusahakan untuk mendapatkan keseimbangan antara pertimbangan ekonomi dengan penilaian estetika.
  6. Efek dari penggunaan tanah sifatnya kumulatif, oleh karena itu kita mempunyai kewajiban untuk menerima dan menanggungnya.
  7. Komponen dasar dari setiap lingkungan manusia adalah faktor geologi, dan pemahaman terhadap lingkungannya membutuhkan wawasan dan penafsiran yang luas terhadap ilmu bumi dan ilmu lain yang berkaitan.
Tujuh konsep dasar terhadap pemahaman dan studi geologi lingkungan yakni :
1) Konsep Pertama
“The earth is essentially a closed system”
Pada dasarnya bumi merupakan suatu sistem tertutup.
Suatu sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari beberapa bagian atau komponen sehingga membentuk suatu kelompok besar yang menjalankan suatu fungsi tertentu. Contohnya adalah sistem yang meliputi planet, vulkanik atau daur air.
Sebagian besar sistem saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Contohnya adalah bumi, bumi merupakan sistem yang terdiri dari 4 komponen yaitu atmosfer, hidrosfer, biosfer, dan litosfer. Komponen-komponen tersebut saling berpengaruh dan membentuk permukaan bumi ini. Setiap perubahan yang terjadi pada suatu bagian akan berimbas pula pada bagian yang lain. Kecenderungan tersebut merupakan prinsip suatu kesatuan lingkungan.
Contohnya, apabila terjadi letusan gunung berapi, maka juga dapat mempengaruhi atmosfer, yaitu karena keluarnya gas vulkanik, dan selain itu juga akan berpengaruh pada komponen hidrosfer karena akan terjadi hujan pada daerah sekitarnya. Perubahan pada komponen biosfer dapat merubah kondisi lingkungan juga, dan kadang kondisi yang curam di daerah lereng dapat menyebabkan erosi atau tanah longsor. Hubungan-hubungan antar komponen bukanlah sesuatu yang acak, namun dapat dipelajari dengan mengidentifikasi setiap bagian, yaitu dengan mengetahui bagaimanakah komponen tersebut dapat mempengaruhi komponen yang lain serta pengaruhnya terhadap daerah sekitar. Contohnya adalah hidrosfer, daur atau siklus air laut yang merupakan pengaruh dari cahaya matahari sehingga terjadi evaporasi. Hal tersebut dapat mempengaruhi kadar air atau kelembaban atmosfer.
Kita sama-sama mengetahui bahwa bumi tidak statis tetapi lebih bersifat dinamis. Berkembangnya sistem yang membuat perubahan material dan energi. Terjadi perpindahan energi dari matahari ke bumi yang mempengaruhi proses-proses dalam kehidupan di bumi, selama matahari memancarkan energinya ke bumi. Hal ini menunjukkan bahwa bumi merupakan suatu sistem terbuka karena menerima energi dari luar bumi itu sendiri.
Namun, jika melihat daur alamiah yang terjadi di bumi itu sendiri, misalnya daur air dan batuan maka kita dapat berpikir bahwa bumi adalah suatu sistem tertutup karena adanya daur yang kontinu dari material-material yang ada di bumi itu. Misalnya, air laut akan mengalami daur/siklus hidrologi dimana air laut tersebut akan berubah menjadi uap air yang kemudian menjadi awan, dan kemudian turun kembali ke bumi sebagai hujan dan pada akhirnya mengalir lagi ke laut. Atau siklus batuan dimana batuan / sedimen pada akhirnya juga akan menjadi padat.
Oleh karena itu, meskipun nampaknya bumi ini merupakan suatu sistem terbuka terkait hubungannya dengan energi dan material, tetapi pada dasarnya  bumi adalah suatu sistem tertutup dalam hubungannya dengan siklus atau daur alami.
Semakin banyaknya kebutuhan, menyebabkan terbatasnya jumlah sumber daya yang ada. Hal ini akan terus menerus bertambah karena adanya proses untuk tetap menjaga siklus atau daur alami. Misalnya, jika kita ingin menjaga sumber daya air di suatu daerah, kita harus mengetahui proses alami yang mengalirkan air bawah tanah dan juga air permukaan. Atau jika kita ingin berkonsentrasi pada bahaya dari pembuangan limbah kimia, maka kita harus mengetahui bagaimana hubungan antara prosedur pembuangan limbah dengan daur alami untuk memastikan bahwa tidak akan ada kontaminasi sehingga menjadi bahan kimia yang berbahaya. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk menjaga daur atau siklus alami dan kelangsungan setiap bagian dari siklus tersebut.
2) Konsep Kedua
“The earth is the only suitable habitat we have and it resources are limited”
Bumi adalah satu-satunya tempat kehidupan manusia, tetapi sumber daya alamnya terbatas.
Bumi yang kita tempati ini merupakan satu-satunya tempat yang cocok untuk kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya karena bumi didukung oleh kondisi yang memungkinkan untuk berlangsungnya kehidupan yaitu adanya air, udara (dalam hal ini adalah oksigen), suhu yang sesuai yang memungkinkan terjadinya kehidupan, adanya lapisan atmosfer yang komposisinya dapat mendukung adanya kehidupan, dan faktor-faktor lain serta segala sumber daya yang tidak dimiliki oleh planet ataupun tempat manapun di alam semesta ini.
Namun sayangnya, sumber daya yang ada di bumi ini baik yang dapat  diperbarui maupun yang tidak dapat diperbarui jumlahnya terbatas jika dibandingkan dengan jumlah kebutuhan manusia yang semakin hari semakin bertambah. Dewasa ini, semakin banyak saja pihak-pihak yang melakukan pengekspolitasian sumber daya alam tanpa memperhatikan upaya pelestariannya. Hal ini adalah suatu hal yang sangat berbahaya karena dapat menjadi bumerang bagi manusia dan kehidupannya. Oleh karena itu, manusia sebagai makhluk yang dikaruniai akal harus dapat menjaga dan melestarikan sumber daya yang ada demi kelangsungan hidup dan kelangsungan bumi di masa mendatang.
3) Konsep Ketiga
“Todays physical processes are modifying our landscape and have operated troughtout much of geologi time. However the magnitudeand frequency of these processes are subject to natural and artificially induved change”
Proses-proses alam yang terjadi sekarang mengubah bentang alam yang telah tersusun selama periode geologi, baik secara alamiah maupun buatan.
Proses-proses alam pada saat ini dapat dijadikan acuan atau rujukan untuk mengetahui proses alam yang telah terjadi pada masa lampau, dan dapat dijadikan prediksi untuk proses alam yang akan terjadi di masa mendatang. Konsep tersebut adalah konsep dasar dari ‘Teori Keseragaman’ yang pertama kali dicetuskan oleh James Hudson pada tahun 1985 dan dinyatakan kembali oleh Charles Lyell pada awal abad ke-19 yang secara sederhana dapat dinyatakan sebagai ‘The present is the key to past’.
Proses-proses perubahan yang dapat mengubah bentang alam ini dapat terjadi secara alamiah ataupun karena perbuatan manusia. Proses yang terjadi secara alamiah ini contohnya suatu lembah sungai karena terkena erosi secara terus-menerus dan berkesinambungan dapat berubah atau terangkat menjadi suatu puncak pegunungan. Atau suatu contoh nyata yaitu peristiwa terpecahnya lempeng benua yang sebelumnya merupakan suatu kesatuan daratan menjadi beberapa benua dan pulau-pulau yang ada di bumi pada saat ini, serta adanya fakta bahwa masing-masing lempeng tersebut mengalami pergerakan secara perlahan-lahan. Fenomena seperti ini dapat menjadi sukar dipastikan dengan teliti bila hal itu bukan prinsip kesergaman.
Selain dari proses alamiah, proses perubahan tersebut juga dapat berasal dari faktor aktivitas manusia. Namun, besarnya dampak yang ditimbulkan juga tergantung pada aktivitas itu sendiri. Pada dasarnya, efek dari aktivitas yang dilakukan oleh manusia itu dapat dikatakan kecil dalam skala global, tetapi dalam skala lokal efek tersebut akan sangat terasa.
4) Konsep Keempat
“There have always been earth processes that are hazardous to people. These natural hazards must be recognized and avoided where possible and their theart to human life and property must be minimized”
Selalu ada proses alam yang membahayakan dan mengancam kehidupan manusia.
Di bumi ini terkadang terjadi proses yang dapat membahayakan kehidupan manusia. Proses tersebut terjadi karena aktivitas alamiah bumi itu sendiri. Proses tersebut ada 2 macam, yaitu :
  • Proses eksogen : jika proses itu terjadi di permukaan bumi. Contohnya : erosi, banjir, cuaca, krisis air, dll.
  • Proses endogen : jika proses itu terjadi di dalam kerak bumi. Contohnya : aktivitas gunung berapi, gempa bumi, pergeseran lempeng, dll.
Proses-proses tersebut pada umumnya merugikan bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, kita harus dapat memprediksi untuk meminimalkan ancaman yang ditimbulkan dari proses alam tersebut.
5) Konsep Kelima
“Land and water use planning must strive to obtain in balance between economic considerations and the less tangible variable such as aesthetics”
Perencanaan tata guna lahan dan penggunaan air harus diusahakan agar mendapatkan keseimbangan antara pertimbangan ekonomi dan penilaian estetika.
Saat ini, pemandangan alam dapat dianggap sebagai sumber daya alam karena saat ini keindahan mempunyai nilai yang tinggi dalam kehidupan manusia disamping nilai-nilai vital lainnya. Pertimbangan faktor abstrak seperti estetika dewasa ini menjadi lazim, seperti halnya untung rugi. Namun, masih banyak proyek-proyek yang hanya didasarkan pada pertimbangan keuntungan, tanpa memperhatikan aspek lingkungan. Pada kenyataannya memang sulit untuk menyelaraskan antara pertimbangan ekonomi dengan penilaian estetika. Salah satu cara menyelaraskan pertimbangan ekonomi dengan penilaian estetika adalah dengan memperhatikan tahap-tahap berikut :
  • Mengatur skala tingkat ekonomi dengan menyamakan skala tingkat evolusi estetika
  • Mengembangkan metode kuantitatif, tentang analisis data yang diperoleh
  • Mengembangkan teknik pemetaan dan mengembangkan sumbar daya alam yang berestetika tersebut.
6) Konsep Keenam
“The effects of land use tend to be cumulative, and therefore we have an obligation to those who follow”
Efek dari penggunaan tanah sifatnya kumulatif, oleh karena itu kita mempunyai kewajiban untuk menerima dan menanggungnya
Pada zaman dahulu, manusia hidup berpindah-pindah. Mereka hidup bergantung kepada alam dengan mengumpulkan bahan makanan dari tumbuhan dan berburu hewan. Kemudian, seiring dengan bertambahnya populasi dan kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat tinggal, mereka mulai membuka daerah baru dan pada akhirnya mereka mengembangkan pertanian di daerah tersebut. Hal ini diikuti budaya bertempat tinggal secara menetap/ permanan. Hal ini merupakan contoh awal dari sebuah penggunaan lahan buatan yang mampu memodifikasi lingkungan alami.
Ini merupakan awal dari timbulnya masalah-masalah pembuangan limbah, polusi, erosi karena pembukaan lahan, dsb. Point yang terpenting dari seluruh proses pembangunan umat manusia adalah peningkatan permintaan pengolongan penggunaan tanah yang cenderung menjadi kumulatif seiring dengan waktu.
7) Konsep Ketujuh
“The fundamental component of every persons environment is the geologic factor, and understanding of this environment requires aboard based comprehension and appreciation of the earth siences and other related disciplines”
Komponen dasar dari setiap lingkungan manusia adalah faktor geologi, dan pemahaman terhadap lingkungannya membutuhkan wawasan dan penafsiran yang luas terhadap ilmu bumi dan ilmu lain yang berkaitan.
Lingkungan yang kita tempati ini berkaitan erat dengan ilmu geologi. Secara langsung ataupun tidak langsung, sadar atau tidak sadar, kehidupan kita dipengaruhi oleh proses-proses geologi. Untuk memahami tentang lingkungan kita yang kompleks ini diperlukan bantuan dari disiplin ilmu yang lain, seperti :
  • Geomorfologi, adalah ilmu yang mempelajari tentang bentang alam dan proses pembentukan permukaan bumi.
  • Petrologi, adalah ilmu yang mempelajari tentang batuan dan mineral.
  • Sedimentologi, adalah ilmu yang mempelajari tentang lingkungan sedimen.
  • Tektonik, adalah studi yang mempelajari proses terjadinya cekungan laut, gunung dan kenampakan struktur alam lainya.
  • Hidrologi, adalah studi yang mempelajari tentang permukaan dan subpermukaan air.
  • Pedologi, adalah studi yang mempelajari tentang tanah.
  • Geologi ekonomi, adalah aplikasi tentang penempatan dan pegujian tentang bahan mineral.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar